Susah payah, ia berusaha bangkit, tertatih-tatih, mencari sesuatu yang baru untuk menggantikan bintang hatinya, inspirasinya. Kini ia sudah kembali berdiri tegak. Namun, ia sadar, bintang yang sama tak akan pernah kembali untuk yang kedua kali.
"Kamu sudah pernah ada juga sudah cukup."
"Aku senang dia mampu menyayangi dan mengurusmu dengan baik. Hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja cukup. Sekarang, aku pun merasa cukup."
Dan, meski dengan susah payah, ia berusaha mensyukuri kepedihan yang menyayat hatinya sekarang. Detik ini. Dan kali ini ia tak menahan apa-apa. Kekuatannya lenyap. Tak sebutir air mata pun sanggup ia bendung. Dan ia memutuskan untuk membiarkan segalanya mengalir. Apa adanya
"Harusnya... aku senang. Harusnya aku bahagia untuk dia karena dia punya seseorang seperti perempuan itu. Harusnya aku juga bahagia karena punya seseorang kayak laki-laki itu. Harusnya.... aku senang. Tapi..."
"Kepala kamu akan selalu berpikir menggunakan pola 'harusnya', tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri. Ini urusan hati. Berhenti berpikir pakai kepala. Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. Dengerin aja hati kamu."
"Kepala kamu akan selalu berpikir menggunakan pola 'harusnya', tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri. Ini urusan hati. Berhenti berpikir pakai kepala. Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. Dengerin aja hati kamu."
"Banyak yang aku ingin bilang ke kamu. Banyak yang ingin aku kasih. Tapi, nggak apa-apa, nggak usah. Mungkin memang bukan jatahku. Bukan jatah kita.
"Aku ingin melepasmu pergi. Sebelum kita berdua berontak, dan jadi saling benci. Atau bersama-sama cuma karena menghargai."
Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau kamu bilang, kamu telah memilihku, selamanya kamu tidak akan pernah tulus mencintai aku. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu kemana harus berlabuh. Yang kamu cari bukan
disini." (Luhde to Keenan)
No comments:
Post a Comment